3D Printing merupakan salah satu inovasi yang banyak mencuri perhatian. Belum lama ini teknologi 3D Printing telah mencapai perkembangan yang luar biasa dengan teknologi 3D Doodler yang memungkinkan kita untuk mencetak gambar dalam wujud 3 dimensi dengan menggunakan material dari plastik.
Melansir dari Smithsonian, pada tanggal 20 Februari yang lalu para peneliti dari Cornell University telah menunjukkan pengembangan luar biasa dari 3D Printing dengan mencetak telinga buatan yang terbuat dari sel-sel hidup. Penemuan ini bertujuan untuk membantu anak-anak yang lahir dengan cacat bawaan dan telah dijelaskan dalam sebuah jurnal yang diterbitkan oleh PLoS ONE.
Teknologi ini memungkinkan penggantian penggunaan Prostetik yang sebelumnya menggunakan bahan buatan seperti styrofoam bertekstur atau penggunaan jaringan tulang rawan (cartilage) yang diambil dari tulang rusuk pasien.
Proses ini pertama kali dilakukan dengan membuat model digital 3D telinga pasien. Untuk membuat model awal, para peneliti ini membuat model telinga dengan melakukan scanning pada telinga anak-anak yang sehat.
Selanjutnya, mereka menggunakan 3D printer untuk menghasilkan cetakan plastik yang solid dan mengisinya dengan high density collagen gel, yang mereka gambarkan memiliki konsistensi yang mirip dengan Jell-O.
Setelah melakukan percetakan, para peneliti mulai melakukan penggabungan sel-sel tulang rawan ke dalam matrik kolagen. Untuk membuat model, mereka menggunakan tulang rawan yang diambil dari sapi, namun tidak menutup kemungkinan kedepannya mereka dapat menggunakan sel-sel tulang rawan dari salah satu anggota tubuh si pasien.
Selama beberapa hari berada di dalam sebuah cawan yang telah diisi dengan nutrisi, sel-sel tulang rawan mulai bereproduksi dan menggantikan kolagen. Setelah itu, telinga dapat dilekatkan dengan cara pembedahan pada pasien dan kemudian dapat dilapisi dengan kulit, sementara itu sel tulang rawan terus menggantikan kolagen.
Sejauh ini, tim peneliti telah menanamkan telinga buatan pada tikus percobaan. Setelah 3 bulan melekat pada tikus, sel-sel tulang rawan telah diganti dengan semua kolagen dan mengisi secara penuh pada telinga. Telinga Prostetik mampu mempertahankan ukuran dan bentuk aslinya.
Dengan menggunakan sel-sel dari pasien sendiri akan sangat mengurangi kemungkinan tubuh menolak implan setelah operasi. Telinga Prostetik ini juga berguna kepada pasien korban kecelakaan atau kanker yang harus kehilangan telinga mereka.
Keuntungan terbesar dari teknologi ini adalah jangka waktu pembuatan dapat disesuaikan, sehingga suatu hari nanti para ahli medis dapat membuat telinga prostetik dengan jangka waktu yang tepat.
Namun, ternyata para peneliti ini memiliki beberapa permasalahan yang harus segera diselesaikan. Saat ini para peneliti tidak memiliki sarana untuk mengambil dan mengolah tulang rawan dalam jumlah yang cukup untuk membuat telinga prostetik ini, maka sebagai gantinya mereka menggunakan sampel dari sapi. Selain itu, masih diperlukan tes berkelanjutan untuk memastikan telinga yang dipasang aman bagi manusia.