Gambar ini adalah gambar suara binatang yang berhasil divisualisasikan ke dalam sebuah bentuk gambar yang lebih terstruktur dan memiliki pola. Dibuat oleh Mark Fischer, Aguasonic Acoustic Project adalah sebuah gagasan untuk menganalisis binatang melalui suara yang mereka hasilkan dan memvisualisasikannya.
Para pengembang software dari San Jose California telah mengumpulkan suara mamalia laut di dekat Monterey Bay menggunakan Hydrophone dan teknik Chirps of Birds (Chirps of Birds adalah sebuah teknik seperti yang dilakukan burung, digunakan untuk berkomunikasi satu dengan lainnya). Dengan menggunakan alat perekam, Fischer mulai mengumpulkan suara-suara di laut dengan seperangkat alat dan metode yang ia klaim belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
Setelah dilakukan identifikasi suara yang menarik baginya, ia mengubahnya menjadi sebuah konstruksi matematik yang sering dikenal dengan wavelet (wavelet adalah gelombang mini atau ’pulsa’ yang memiliki komponen amplitude, panjang gelombang, frekuensi dan fasa. Dalam istilah praktis wavelet dikenal dengan gelombang yang merepresentasikan satu reflektor yang terekam oleh satu geophone).
Kemudian Fischer menambahkan warna pada grafik wavelet dengan sumbu x dan y menggunakan nilai saturasi warna – sebuah teknik sederhana yang sering digunakan oleh desainer grafis untuk menterjemahkan angka menjadi warna. Setelah itu ia menggunakan sebuah software yang akan mengubah menjadi bentuk lingkaran vibrant mandala. Data yang dikumpulkan masih tetap tersimpan, namun telah diubah menjadi sesuatu yang menarik untuk dilihat.
Suara binatang pertama yang berhasil divisualisasikan oleh Fischer adalah suara ikan paus biru. Ia mempelajari suara ikan paus biru di daerah Baja, California dengan menjadi relawan di sebuah tempat riset dan konservasi binatang mamalia laut MARMAM (the Marine Mammal Research and Conservation). Meskipun ia tidak pernah bertemu secara langsung dengan ikan paus biru, namun ia berhasil merekam suara mereka. Saat itulah Fischer mulai terpesona dengan suara ikan paus dan lumba-lumba.
Fischer fokus pada suara ikan paus, lumba-lumba dan burung, setelah menemukan bahwa suara mereka adalah yang paling terstruktur dan memiliki pola teratur. Paus bungkuk khususnya, diketahui memiliki jangkauan yang luar biasa. Mereka menghasilkan suara dengan bentuk yang luar biasa dalam ruang wavelet.
Suara pada serangga dan katak merupakan suara yang paling tidak menarik apabila divisualisasikan. Fischer mengibaratkan seperti membandingkan seseorang yang belum pernah bermain guitar seumur hidup mereka dengan seorang violin virtuoso (violin virtuoso adalah seseorang yang handal dalam memainkan violin/biola).
Suara binatang telah lama dipelajari dengan menggunakan spectograms, namun para pengembang software ini mengkritik para peneliti bahwa kegagalan para peneliti dalam menganalisis suara disebabkan karena para peneliti hanya melihat dan memperhatikan suara dengan satu cara saja. Fischer menemukan bahwa wavelet jauh lebih menarik. Dia mencetak gambar-gambar yang telah berhasil ia kumpulkan dalam format besar hingga sebesar 2 meter lebih, untuk menunjukkan kepada banyak orang bahwa inilah salah cara untuk menganalisis suara binatang.
Para peneliti hingga saat ini masih belum memahami sepenuhnya suara-suara pada paus bungkuk. Namun, Fischer mengatakan bahwa apa yang selama ini para peneliti lakukan adalah salah. Ia berharap dengan gambar-gambar yang berhasil ia buat akan memberikan inspirasi bagi para peneliti dan memberikan kontribusi yang bermanfaat.
Via: Smithsonian