Project Tobong adalah hasil kolaborasi antara Risang Yuwono dengan seniman Inggris Helen Marshall. Kegiatan ini diorganisir oleh Indonesia Contemporary Art Network (iCAN), Jogjakarta dengan meneliti “Ketoprak Tobong Kelana Bakti Budaya”, salah satu kelompok ketoprak tobong terakhir yang tersisa di Jogjakarta. Ketoprak sendiri adalah teater tradisional yang diisi oleh dialog, monolog dan hantaran musik.
Risang Yuwono adalah alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang juga titisan seniman asal Kediri. Ayahnya adalah aktor ludruk terkenal di Jawa Timur. Risang sedang melaksanakan proyek yang dia sebut sebagai “Project Tobong” atau Tour Tobong, “Ketoprak Tobong Kelana Bhakti Budaya” dari tanggal 24 November 2012 hingga 30 Januari 2013. Sementara Helen Marshall, adalah seniman Inggris. Karya-karyanya lahir dari dimensi fotografi dan desain. Helen banyak mengerjakan proyek partisipatoris yang melibatkan banyak orang dan latar belakang.
Tobong diambil dari bahasa Jawa yang berarti bangunan bambu, merupakan perpaduan panggung, tempat tinggal dan tempat untuk penonton. Saat ini eksistensi mereka semakin samar dan dikhawatirkan akan punah. Mereka seperti terjepit, di antara rangsekan budaya modern dan minimnya perhatian dari berbagai pihak.
Proyek ini mendokumentasikan kehidupan komunitas pelakon ketoprak di tempat mereka tinggal di pinggiran kota Jogja. Ada interaksi intensif sehingga terbangun kesepahaman antara pelakon dan dunia eksternalnya.
Proyek Tobong ini menjadi contoh bagaimana segelintir pihak luar dan pihak dalam saling berbagi, saling menyemangati, saling menjaga spirit. Apa yang dilakukan oleh mereka layak menjadi contoh bagi entitas ratusan pelaku kesenian tradisional Indonesia yang mulai terancam modernitas, terancam hiburan modern yang mengutamakan komersialisasi belaka ketimbang hubungan humanis dan saling menguatkan.
Di kesenian ketoprak, mereka menjaga konsistensi dan merawat spirit perjuangannya seperti yang ditunjukkan oleh Risang Yuwono dan para pemainnya yang mendekati usia uzur. Mereka melanggengkan nilai dan semangat dalam berkesenian ketoprak ini, walau tertatih mereka terus bertahan. Bukan hal mudah di tengah himpitan ekonomi bagi para pemainnya, di tengah ancaman kebudayaan luar, di simpang kehidupan yang menawarkan banyak iming-iming.
Photograph by Risang Yuwono & Helen Marshall via Project Tobong
Via: Project Tobong & Denun