Menembus pasar global sudah pasti menjadi impian setiap produsen lokal, namun jalan yang ditempuh tentu juga tak semudah memimpikannya. Berikut adalah beberapa merk lokal yang berhasil melesat ke pasar internasional. Bagi kamu yang sedang merintis usaha sendiri, perjuangan mereka semoga bisa menjadi inspirasi.
1. Aqua
Aqua lahir atas ide Tirto Utomo (1930-1994). Merupakan brand air minum dalam kemasan (AMDK) terbesar di wilayah Asia, Timur Tengah dan Pasifik menurut survei Zenith International. Tirto Utomo adalah orang Asia pertama yang dinobatkan sebagai tokoh pencetus dan penggerak industri AMDK di kawasan Asia dan Timur Tengah serta masuk dalam Hall of Fame industri bottled water. Sejak 1987 Aqua telah merajai Singapura, Malaysia, Maldives, Fiji, Australia, Timur Tengah dan Afrika.
2. GT Radial
Raksasa ban terbesar se Asia Tenggara ini sudah menjadi perusahaan internasional. Salah satu strategi mereka yaitu memenuhi kualitas produk dengan berbagai standarisasi dan sertifikasi internasional yang berhasil diperolehnya, antara lain: E-Mark (Eropa), TUV CERT (Jerman), BPS (Filipina), Inmetro (Brazil), PAI (Kuwait, SASO (Arab Saudi) dan BVQI (Kolumbia).
3. Cerutu Taru Martani
PD Tarumartani menitikberatkan pasar ekspor pada 90 persen produknya dengan berbagai merek yang dikirim ke luar negeri. Selain Turki, jenis-jenis produk cerutu buatan Tarumartani yaitu Cigarillos, Extra Cigarillos, Senioritas, Panatella, Half Corona, Corona, Super Corona/Grand Corona, Boheme, Royal Perfecto, Rothschild dan Churchill diekspor ke Amerika Serikat, China, Irak, Perancis, Swiss, Belanda, Belgia, Jerman dan Cekoslovakia.
4. Polygon
Sejak berdiri tahun 1989, produsen sepeda Insera Sena (IS) di Sidoarjo sudah mengekspor sepeda tanpa merk ke lima benua. Lalu IS mengembangkan merk sendiri, Polygon, setelah melihat peningkatan impor sepeda yang masuk ke Indonesia di tahun 1997. Polygon Website
5. Essenza
Merupakan brand ubin porselen yang dirintis Intikeramik dan berdiri sejak tahun 1991. Kiat membangun brand association yang tepat bagi Essenza sebagai produk berkualitas tinggi dengan tagline “No Tile Like It” tampaknya membuahkan hasil. Hingga saat ini, Essenza adalah brand dengan kapasitas produksi terbesar di Indonesia, dan sudah diekspor ke 25 negara yang salah satunya adalah Italia.
6. AlfaLink
Berangkat dari hobi Shian Yu belajar bahasa asing, ia menyetujui saran temannya untuk berbisnis kamus elektronik 23 tahun silam. AlfaLink, pionir kamus elektronik bahasa Indonesia itu telah berkembang luas hingga ke mancanegara. Mereka mendirikan kantor cabang di Singapura, Kuala Lumpur, Hong Kong, Taiwan dan Los Angeles.
7. Eiger
Brand asal Bandung ini berdiri sejak tahun 1990 dan fokus pada penyediaan perlengkapan adventure. Untuk menjangkau pasar global, Eiger tetap memakai merk sendiri supaya tumbuh brand awareness di kalangan konsumen global. Melalui riset pasar tas yang dilakukan, Eiger memposisikan diri di kelas menengah yang lebih mementingkan kualitas dan harga ketimbang merk sebagai target pasar. Eiger telah merambah ke Singapura, Malaysia, Brunei dan juga Jerman sebagai pintu masuk menuju pasar Eropa. Eiger Adventure Website
8. The Sak
Merupakan label tas buatan Delia Murwihartini. Melalui pameran-pameran internasional, ia mempromosikan produknya yang dibuat menggunakan bahan baku lokal. Ekspor pertamanya adalah Swedia. Karena ingin membangun pasar di Amerika, Delia menggandeng seorang rekan bisnis di Amerika untuk mematenkan tas buatannya di sana dengan label The Sak, yang kini bisa didapatkan di Fifth Avenue, New York. The Sak Website
9. Edward Forrer
Edward Forrer adalah merk sekaligus nama pemiliknya. Usai menjalankan strategi pemasaran door to door, Edward membuka toko sendiri di Gang Saad, Bandung. Lambat laun Edward Forrer bisa merambah pasar internasional, yakni Australia dan Malaysia. Edward Forrer Website
10. Raden Roro
Liquica Anggraini Raden Roro, perancang busana asal Bandung meluncurkan label dengan namanya sendiri, Raden Roro, di New York, Amerika Serikat, tiga tahun lalu. Ia mulai melebarkan sayap di Tanah Air dengan menggandeng retail Harvey Nichols. Koleksi Liquica telah dipasarkan di beberapa kota, seperti Arkansas, California Georgia, Illinois, Minnesota, South Carolina, Virginia, New York, Tokyo, dan Dubai. Raden Roro Website
11. Bagteria
Pasangan Nancy Co dan Bert Ng merintis merk tas bergaya vintage ini sejak tujuh tahun silam. Mereka memiliki misi mempromosikan Bagteria sebagai sebuah label Indonesia karena menganggap craftmanship dan kualitas kerajinan Indonesia sangat unggul. Kini, Bagteria tersedia di 30 negara, diantaranya Italia, Perancis, Inggris, Amerika Serikat, Jepang dan Kuwait. Tidak hanya itu, Tas Bagteria pun menjadi favorit selebritis dunia seperti Emma Thompson, Blake Lively, dan Putri Zara Phillips. Bahkan Paris Hilton pernah membeli tas display Bagteria di New York Fashion Week.
12. Sabbatha
Sabbatha, adalah produk tas tangan yang sudah sangat mendunia. Dengan materi kulit yang dipadukan dengan berbagai materi seperti batu-batuan, ukiran perak, dan lain-lain, Sabbatha benar-benar menonjolkan kekayaan alam Indonesia. Tas-tas Sabbatha sangat diminati konsumen bahkan mampu menarik perhatian sosialita dunia, seperti Katie Holmes dan supermodel Elle Mc Pherson. Untuk pasar mancanegara, tas Sabbatha mudah dijumpai di beberapa kota, seperti Mumbai, Hawai, Roma, Amsterdam, Milan, Cannes, Florence, Sydney, Tokyo, Moskow, dan St. Tropez. Bangganya, produk terkenal tersebut ternyata hasil karya putra Indonesia bernama Sabbatha Rahzuardi Maya Dwianto. Sabbatha Website
13. Nilou
Berdiri sejak tahun 2004, Niluh Djelantik mengawali usaha rancang sepatu, tas dan sabuk handmade bermerk Nilou. Niat awal Niluh adalah menciptakan sepatu wanita high heels yang supernyaman dipakai, sekaligus mematahkan mitos produk Indonesia itu murahan. Ternyata seorang warga Australia mengagumi produknya lalu menjadi distributornya. Selain Australia, Nilou juga dipasarkan di Eropa dan Amerika. Niluh Djelantik Facebook
14. Peter Says Denim
Dari kebiasaan mengubek-ubek tumpukan baju di pedagang kaki lima, Peter Fimansyah kini menjadi pengekspor busana ke berbagai negara. Semua itu mampu dicapai Peter hanya dalam waktu 1,5 tahun sejak ia membuka usahanya pada November 2008. Kini celana jeans, t-shirt dan topi yang menggunakan merk Peter Says Denim menjadi busana favorit band internasional seperti Before Their Eyes dan We Shot The Moon dari Kanada, serta Not Called Jinx dari Jerman. Peter Says Denim Website